Pertanyaan:
Assalamu‘alaikum Wr.Wb,
Ustadz, samakah sholat tarawih pada bulan ramadhan dengan sholat tahajud, sehingga kita tak perlu sholat tahajud ketika bangun tengah malam pada bulan ramadhan?
Terimakasih atas jawabannya Ustadz
Wassalamu‘alaikum WW
Hamba Allah
Jawaban:
Shalat tarawih dikenal sebagai shalat yang dilakukan pada malam bulan Ramadhan. Dahulu Rasulullah SAW pernah melakukannya di masjid bersama dengan beberapa shahabat. Namun pada malam berikutnya, jumlah mereka menjadi bertambah banyak. Dan semakin bertambah lagi pada malam berikutnya.
Sehingga kemudian Rasulullah SAW memutuskan untuk tidak melakukannya di masjid bersama para shahabat. Alasan yang dikemukakan saat itu adalah takut shalat tarawih itu diwajibkan. Karena itu kemudian mereka shalat sendiri-sendiri.
Hingga datang masa kekhalifahan Umar bin Khattab yang menghidupkan lagi sunnah Nabi tersebut serayas mengomentari,?Ini adalah sebaik-baik bid‘ah?. Maksudnya bid‘ah secara bahasa yatiu sesuai yang tadinya tidak ada lalu diadakan kembali.
Semenjak itu, umat Islam hingga hari ini melakukan shalat yang dikenal dengan sebutan shalat tarawih secara berjamaah di masjid pada malam Ramadhan.
Adapun tahajjud atau qiamullail, adalah shalat yang biasa dilakukan Rasulullah SAW baik di malam Ramadhan atau diluar Ramadhan. Dan shalat itu bukan shalat Tarawih itu sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa pada malam Ramadhan, Rasulullah SAW shalat tarawih di awal malam ba‘da isya‘ lalu tidur dan pada akhir malam beliau melakukan shalat tahajjud/lail hingga sahur.
Nampaknya hal itu pula yang hingga kini dilakukan oleh sebagian uamt Islam di berbagai belahan dunia.
Wallahu a‘lam bis-shawab.
Assalamu‘alaikum Wr.Wb,
Ustadz, samakah sholat tarawih pada bulan ramadhan dengan sholat tahajud, sehingga kita tak perlu sholat tahajud ketika bangun tengah malam pada bulan ramadhan?
Terimakasih atas jawabannya Ustadz
Wassalamu‘alaikum WW
Hamba Allah
Jawaban:
Shalat tarawih dikenal sebagai shalat yang dilakukan pada malam bulan Ramadhan. Dahulu Rasulullah SAW pernah melakukannya di masjid bersama dengan beberapa shahabat. Namun pada malam berikutnya, jumlah mereka menjadi bertambah banyak. Dan semakin bertambah lagi pada malam berikutnya.
Sehingga kemudian Rasulullah SAW memutuskan untuk tidak melakukannya di masjid bersama para shahabat. Alasan yang dikemukakan saat itu adalah takut shalat tarawih itu diwajibkan. Karena itu kemudian mereka shalat sendiri-sendiri.
Hingga datang masa kekhalifahan Umar bin Khattab yang menghidupkan lagi sunnah Nabi tersebut serayas mengomentari,?Ini adalah sebaik-baik bid‘ah?. Maksudnya bid‘ah secara bahasa yatiu sesuai yang tadinya tidak ada lalu diadakan kembali.
Semenjak itu, umat Islam hingga hari ini melakukan shalat yang dikenal dengan sebutan shalat tarawih secara berjamaah di masjid pada malam Ramadhan.
Adapun tahajjud atau qiamullail, adalah shalat yang biasa dilakukan Rasulullah SAW baik di malam Ramadhan atau diluar Ramadhan. Dan shalat itu bukan shalat Tarawih itu sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa pada malam Ramadhan, Rasulullah SAW shalat tarawih di awal malam ba‘da isya‘ lalu tidur dan pada akhir malam beliau melakukan shalat tahajjud/lail hingga sahur.
Nampaknya hal itu pula yang hingga kini dilakukan oleh sebagian uamt Islam di berbagai belahan dunia.
Wallahu a‘lam bis-shawab.
Sholat
Lail
Pertanyaan:
As salaamu‘alaykum
Ustadz, kalau misalnya sesudah Isya‘ lalu tertidur lalu waktu bangun sudah mau subuh, mana yang sebaiknya didulukan, sholat lail atau langsung witir? Apakah sholat lail harus diakhiri witir, walaupun perkiraan waktu saat melakukan witir itu sudah masuk subuh? Adakah sholat witir 1 rokaat saja? Terima kasih atas bantuannya.
Wassalaam
Ummu Abdurrahmaan
Jawaban:
Shalat witir adalah shalat paling akhir dari shalat malam. Jadi bila waktunya hampir habis karena sudah menjelang subuh, maka yang dikerjakan adalah shalat witirnya. Dan sesengguhnya shalat witir teramasuk shalat lail juga.
Sedangkan jumlah rakaatnya paling sedikit adalah satu rakaat. Boleh pula 3 rakaat atau 5 atau 7 atau 9 dan seterusnya. Yang penting bilangannya ganjil. Karena witir itu artinya ganjil.
Bila waktunya sudah mepet sekali, maka shalat witir cukup satu rakaat saja.
Wallahu a‘lam bis-shawab.
Pertanyaan:
As salaamu‘alaykum
Ustadz, kalau misalnya sesudah Isya‘ lalu tertidur lalu waktu bangun sudah mau subuh, mana yang sebaiknya didulukan, sholat lail atau langsung witir? Apakah sholat lail harus diakhiri witir, walaupun perkiraan waktu saat melakukan witir itu sudah masuk subuh? Adakah sholat witir 1 rokaat saja? Terima kasih atas bantuannya.
Wassalaam
Ummu Abdurrahmaan
Jawaban:
Shalat witir adalah shalat paling akhir dari shalat malam. Jadi bila waktunya hampir habis karena sudah menjelang subuh, maka yang dikerjakan adalah shalat witirnya. Dan sesengguhnya shalat witir teramasuk shalat lail juga.
Sedangkan jumlah rakaatnya paling sedikit adalah satu rakaat. Boleh pula 3 rakaat atau 5 atau 7 atau 9 dan seterusnya. Yang penting bilangannya ganjil. Karena witir itu artinya ganjil.
Bila waktunya sudah mepet sekali, maka shalat witir cukup satu rakaat saja.
Wallahu a‘lam bis-shawab.