Benarkah Ungkapan ‘Khalifah Allah’ untuk Manusia

 Posted by  Suprapto
Di sebagian literatur dan karya tulis, sebagian orang menggunakan istilah “Khalifah Allah.” Padahal penggunaan kata dan istilah seperti ini adalah sebuah bentuk kekeliruan. Karena khalifah artinya pengganti. Allah tak perlu digantikan, Allah senantiasa ada dan mengawasi kita; Dia tak pernah mati sebagaimana layaknya makhluk. Adapun makhluk jika ia berkuasa dahulu, lalu ia mati, maka ia digantikan oleh penggantinya yang disebut dengan “khalifah.”
Syaikh bin Baaz dan ulama’ sejawatnya yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta’ pernah ditanya, “Aku pernah mendapatkan dalam sebagian kitab-kitab suatu ungkapan yang berbunyi “Kalian –wahai kaum muslimin- adalah khalifah Allah di Bumi.” Apa hukumnya ungkapan itu??”
Maka para ulama’ kita tersebut memberikan jawaban, “Ungkapan ini tak benar dari segi maknanya, karena Allah; Dialah Sang Maha Pencipta segala sesuatu, dan Pemiliknya. Allah tak pernah meninggalkan makhluk dan kerajaan-Nya sehingga Allah harus mengambil khalifah (pengganti) baginya di bumi.
Allah hanyalah menjadikan sebagian orang menjadi khalifah (pengganti) bagi yang lain di bumi. Setiap kali seorang mati, atau jama’ah atau ummat, maka Allah jadikan sebagiannya sebagai khalifah (pengganti) bagi yang lainnya dalam mengatur bumi sebagaimana Allah -Ta’ala- berfirman,
“Dan Dia-lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-An’aam:165)
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Kaum Musa berkata: “Kami telah ditindas (oleh Fir’aun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: “Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), Maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.” (QS. Al-A’raaf: 129)
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqoroh :30)
Maksudnya, sejenis makhluk yang akan menggantikan yang sebelumnya dari kalangan makhluk-makhluk-Nya. Wabillahit taufiq. Washollahu alaa nabiyyinaa Muhammadin wa aalihi washohbihi wa sallam.” [Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Da'imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta' (1/71-72), cet. Dar Balansiyah, 1421 H]
Sumber : Buletin Jum’at Al-Atsariyyah edisi 65 Tahun II